Tuesday, May 13, 2014

Terowongan Batu Bara peninggalan Belanda Di Kabupaten Berau

Di Berau ini khususnya di Kecamatan Teluk Bayur, terdapat beberapa peninggalan zaman penjajahan Belanda yang berhasil masuk daerah Berau pada Abad k-16. 

Bangunan yang ada pun cukup beragam, Di mulai dari sebuah Benteng, Terowongan Rel Kereta Api Dan Sumur penggalian Batu Bara. 

Kebayang kan apa yang dilakukan Belanda pada jaman dulu. Apa lagi selain menggali kekayaan alam kita, berupa si Emas Hitam atau “batu bara”.
Oke Sob, Sekarang Kita akan melihat sejarah peninggalan belanda, yaitu  tentang terowongan batu bara. Lokasinya tepat sekali di areal tambang PT. Bara Jaya Utama – Teluk bayur Kabupaten Berau.
Disaat kita menuju ke tempat tersebut kita akan melalui jalan dan pemandangan yang indah,  danau biru dan hutan yang hijau, sesuai dengan postingan saya sebelumnya Wisata alam danau biru.

Berikut adalah Foto Terowongan Belanda yang masih ada hingga saat ini namun tempat ini tidak terawat dan tidak di perhatikan oleh pemerintah setempat. Sangat di sayangkan apabila tempat sejarah seperti ini di biarkan terbengkalai.

Apabila Anda akan menuju terowongan tersebut anda akan di suguhin dengan  corak tanah yang begitu indah di perjalanan anda

Tiang penyangga yang mulai rapuh namun terowongan ini tetap bertahan hingga sampai saat ini

Ada rasa was was apabila anda menyusuri terowongan ini, suasana angker menyelimuti terowongan ini
Terowongan yang terlihat akan runtuh namun masih kokoh bila kita melihat dari dekat

Sunday, May 11, 2014

Situasi Di Kabupaten Berau Kondusif, Brimob Masih Berjaga

Tiga tersangka pengeroyokan yang berakibat meninggalnya salah satu warga di Berau pada Rabu (7/5) dini hari lalu, kini sudah diamankan tim Jahtanras Dit Reskrimum Polda Kaltim. Ketiga tersangka yakni R (28), A (20) dan H (21) ditangkap di tempat berbeda setelah kabur usai melakukan pengeroyokan.
Tersangka R diciduk di Berau sedangkan A dan H diciduk di Bulungan. “Sudah kami bawa ke Polda Kaltim untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut,” ungkap Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Fajar Setiawan, kemarin.
Peristiwa tersebut bermula pada saat ketiga pelaku sedang nongkrong di salah satu pondokan pada Rabu (7/5) sekitar pukul 02.30 wita, tiba-tiba korban yang sedang mabuk berat menegur ketiga pelaku untuk bubar. “Kami cuma duduk-duduk saja begadangan sama teman-teman dan bukan hanya kami bertiga tapi disitu ramai orang, dia (korban) dorong saya dan saya balas dorong,” kata R. Dari situlah pengeroyokan terjadi hingga menyebabkan korban meninggal.
Fajar menjelaskan, bahwa kasus tersebut masuk kategori  kriminal  murni yang tidak ada kaitannya dengan etnis. “Ini murni kriminal karena ada kesalahpahaman masing-masing pihak dan tersinggung karena tidak diterima ditegur pada saat para pelaku sedang nongkrong,” tuturnya.
Terkait pelimpahan penyidikan dari Polres Berau ke Polda Kaltim Fajar menuturkan selain untuk menjaga kondusifitas Kabupaten Berau, hal ini termasuk dalam kejahatan yang menjadi perhatian masyarakat. “Yang jelas ini motifnya kriminal murni, kami meminta kepada masyarakat agar tidak terprovokasi terkait isu-isu yang menyesatkan,” katanya.
Sementara itu, situasi di berau sudah berangsur normal. Namun, masih terdapat polisi yang berjaga-jaga guna mengantisipasi terjadinya keributan antar warga. “Situasi sudah kondusif dan terjaga . Tak ada massa, seperti yang terlihat sebelumnya. Massa sudah tidak berkumpul di depan kantor Polres Berau,” ungkap Kabag Ops Polres Berau Kompol Yayan Koko, kemarin.
Polisi yang turut menjaga, yakni 2 kompi Brimob Tarakan, 1 Pleton dari Polres Kabupaten Bulungan dan 1 Pleton dari Polres Tarakan. Pihak kepolisian sudah berkoordinasi dengan tokoh masyarakat serta Pemda setempat agar bersama-sama menjaga kondusifitas. (kk)

Thursday, May 8, 2014

Selepas Perkelahian Berujung Maut, Berau Mencekam ( Foto - Foto )

Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, dikabarkan mencekam selepas terjadinya perkelahian yang menewaskan seorang warga, kemarin. Sekelompok warga masih berkerumun di Tanjung Redeb untuk meminta tiga pelaku yang diterbangkan ke kantor Kepolisian Daerah Kalimantan Timur di Kota Balikpapan, kemarin, tetap di Berau.

Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Timur, Komisaris Besar Fajar Setiawan, mengatakan pengeroyokan pada Rabu malam lalu di Jalan Singkuang, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, memicu suasana panas di Berau. 
Korban pengeroyokan tergeletak di jalan. Korban itu ditemukan warga dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. "Sempat dirawat tapi nyawanya tak tertolong," kata Fajar ketika dihubungi Tempo dari Samarinda, kemarin.
Tiga pelaku yang sempat kabur akhirnya ditangkap kemarin. Mereka berinisial I, A, dan H. Menurut Fajar, pelaku dibawa ke Polda Kalimantan Timur demi keamanan. "Ada indikasi akan ada aksi balasan," ujar dia. Menurut Fajar, Satuan Brigade Mobil di Kabupaten Bulungan dan Kota Tarakan sudah disiagakan jika suasana memanas. 

Fajar menyatakan kejadian ini murni kasus kriminal dan tidak berkaitan dengan konflik antar-etnis. Dia mengimbau masyarakat agar tidak terpancing isu SARA. Fajar menjelaskan, pengeroyokan ini disebabkan kesalahpahaman di antara tiga pelaku dan korbannya. 

Berdasarkan keterangan warga di Tanjung Redeb yang menolak disebut namanya, kerumunan massa tampak di sejumlah lokasi, termasuk di Kepolisian Resor Berau. Warga Berau lainnya, Arif, menuturkan ratusan orang bersenjata tajam dan berpakaian adat dari luar daerah mengepung Polres Berau. "Kondisinya panas, namun masih bisa dikendalikan polisi. (Tempo)

Wednesday, May 7, 2014

Foto Perjalanan Kabupaten Berau (KALTIM) - Kabupaten Bulungan (KALTARA)

Gapura Perbatasan Antara Berau dan Bulungan
Salah Satu Tugu yang ada di Bulungan


Jalanan Di bulungan yang Terlihat sepi di siang hari

Ruas Jalan yang menghubungkan Berau - Bulungan

Salah satu Jembatan yang menghubungkan Berau - Bulungan

Terlihat ada perbaikan di ruas jalan Bulungan

Ucapan selamat datang bila kita memasuki kota bulungan

Foto Eksekusi Lahan Warga Di Pulau Panjang, Kabupaten Berau Bentrok dengan Polisi

SALING BERTAHAN warga Jalan Pulau Panjang dan aparat kepolisian sempat saling bertahan. Ratusan warga tersebut menolak eksekusi yang bakal dilakukan oleh Pengadilan Negeri Tanjung Redeb. Sempat terjadi bentrok fisik antara warga dengan aparat kepolisian

Sejak pukul 7.00 pagi, Jalan Pulau Panjang, Kecamatan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau  ditutup oleh warga sekitar, Rabu (7/5/2014). Penutupan jalan oleh ratusan warga itu dilatarbelakangi rencana Pengadilan Negeri (PN) Tanjung Redeb yang akan mengeksekusi puluhan rumah warga di area padat penduduk tersebut.

Bahkan pihak PN Tanjung Redeb juga menyiapkan satu unit excavator untuk merobohkan bangunan milik warga. Warga, terutama yang rumahnya bakal dieksekusi pun melakukan perlawanan. Aparat kepolisian dari Polres Beraubersama TNI pun berusaha mengamankan aksi warga tersebut.

Masyarakat menolak pembacaan putusan Mahkamah Agung yang akan dibacakan oleh petugas PN Tanjung Redeb. “Kami sudah bermukim di lahan itu selama puluhan tahun. Kami juga memiliki surat-surat dari BPN (Badan Paertanahan Nasional). Kalau memang benar itu tanahnya, kami minta tunjukan suratnya,” kata salah seorang warga yang enggan namanya disebutkan.

Warga bertahan dengan memblokir jalan, aparat kepolisian pun tidak tinggal diam. Puluhan anggota Pengendali Massa (Dalams) pun dikerahkan. Namun ratusan warga menghadang Dalmas dengan pagar betis yang juga melibatkan wanita dan anak-anak. Hujan deras disertai petir saat itu seolah menjadi penyemangat warga untuk bertahan.
Entah siapa yang memulai, tiba-tiba terjadi bentrokan antara warga dengan Dalmas. Adu fisik pun tak terhindarkan, meski aparat kepolisian mengenakan peralatan lengkap namun warga terus melawan. Saling pukul pun terjadi.

Melihat situasi yang semakin tak kondusif, beberapa perwira polisi yang berada di lokasi pun akhirnya memutuskan mengalah, dengan memerintahkan anggota Dalmas mundur. Meski upaya persuasif tidak membuahkan hasil, namun setelah anggota kepolisian mengalah, warga pun membubarkan diri.

Melihat situasi yang semakin tak kondusif, beberapa perwira polisi yang berada di lokasi pun akhirnya memutuskan mengalah, dengan memerintahkan anggota Dalmas mundur. Meski upaya persuasif tidak membuahkan hasil, namun setelah anggota kepolisian mengalah, warga pun membubarkan diri.

Monday, May 5, 2014

Mayat Mengapung Gegerkan Warga

DIEVAKUASI: Jasad Suhartono saat dievakuasi oleh tim SAR dan Polres Berau, kemarin pagi.

Warga Jalan Pulau Derawan, Kecamatan Tanjung Redeb, digegerkan penemuan mayat pria yang mengapung bersama tumpukan sampah kayu di Sungai Segah di kawasan jalan tersebut, sekitar pukul 06.00 Wita kemarin (3/5). Berdasarkan pantauan harian ini sekitar pukul 07.00 Wita, jasad tersebut diketahui bernama Suhartono (22), warga Jalan Gatot Subroto Gang Kedondong, Tanjung Redeb.
 
Bersama tim Search and Rescue (SAR) serta polisi, jasad korban berhasil dievakuasi. Polisi menemukan uang Rp 25 ribu, kartu tanda penduduk, dan sebuah telepon genggam pada jasad. Penemuan mayat itu berawal dari masyarakat sekitar yang tengah berada di bantaran sungai. Melihat tubuh yang mengambang di antara tumpukan sampah kayu, warga itu pun melaporkannya ke Mapolres Berau. 
”Kita taunya sudah diliatin orang, dan langsung dilaporkan kepada polisi, enggak lama juga polisi datang melihat mayat yang mengapung tersebut,” kata warga yang enggan namanya dipublikasikan. Diketahui, Suhartono yang bekerja sebagai penjual gorengan di Jalan Pangeran Antasari, Tanjung Redeb, itu terakhir kali terlihat sekitar Kamis (1/5) sore, tengah mengendarai sepeda motor Honda Supra X. 
“Dia terakhir kita lihat Kamis sore, dan beberapa hari enggak kelihatan kan kita cari karena motor dipakainya, jadi kita sudah tanya kepada temannya yang lain juga enggak tau,” ungkap rekan Suhartono yang tinggal bersama korban. Kasubbag Humas Polres Berau AKP Marwoto mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus penemuan mayat tersebut. 
”Jadi pas dapat informasi, langsung ditindak lanjuti dan dilakukan pengembangan mengenai matinya si korban,” tuturnya. Menurutnya, polisi masih meminta keterangan sejumlah saksi. ”Dari hasil pemeriksaan nanti kita akan tau, apakah ada indikasi pembunuhan atau kelalaian si korban,tuturnya. (KPonline)